Sunday, 27 April 2014

Resensi Novel Blue Bloods (Darah Biru), Melissa de la Cruz


Resensi Novel Kelahiran Seorang Darah Biru


Judul Buku: Blue Bloods (Darah Biru)
Penulis: Melissa de la Cruz
Edisi/ Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2011
Penerbit: Gagas Media
Penerjemah: Christine Lianita Tumangkeng
Editor: Ayuning
Tebal Buku: x + 358 hlm; 14 x 20 cm
ISBN: 979-780-490-9
Novel Melissa de la Cruz ini salah satu novel fiksi yang jadi favorit saya. Novel ini bercerita tentang seorang gadis yang bernama Schuyler Van Alen atau biasa dipanggil sky. Disini diceritakan bahwa golongan darah biru atau vampir ini mempunyai wajah yang cantik dan tampan serta tubuh yang proporsional. Begitu juga dengan Schuyler. Tapi kecantikannya tertutupi dengan kebiasaannya memakai pakaian-pakian lusuh.
Schuyler terlahir dari keluarga Van Alen. Keluarga Van Alen adalah keluarga yang terpandang dan kaya pada masa lalu, tapi kini keluarga Van Alen mengalami kemunduran atau bahasa kasarnya menjadi keluarga yang miskin. Semenjak ibunya Allegra Van Alen (Gabrielle, The Uncorrupted, the Virtuous, the Messenger, Archangel of the Light) koma bertahun-tahun lalu—karena suatu alasan yang tidak akan saya sebutkan disini, dan ayahnya Stephen Chase—seorang Darah Merah—yang meninggal sebelum ia lahir. Sky tinggal bersama neneknya yaitu Cordelia Van Alen.
Ia bersekolah di Duchesne, sekolah yang sangat terkenal di New York, dengan sebagian besar murid berasal dari keluarga terpandang di kota itu. Tapi Sky tidak pernah merasa nyaman bersekolah di Duchesne karena di sekolah itu ada kelompok penguasa yang sombong. Mereka adalah Madeleine “Mimi” Force (Azrael, Angel of Death, Twin Angel of the Apocalypse) dan teman-temannya yang kaya raya. Sementara itu, Benjamin “Jack” Force (Abbadon, Angel of Destruction, Twin Angel of the Apocalypse, the Unlikely, Destroyer of Worlds) saudara kembar Mimi sangat baik terhadap Schuyler. Hal itu membuat Mimi semakin membenci Schuyler.
Kejadian-kejadian aneh mulai muncul di kehidupan Schuyler. Misalnya saat ia menjenguk ibunya yang koma di rumah sakit, ia melihat seorang laki-laki yang tengah menangis di samping tempat tidur ibunya. Ketika Schuyler membuka pintu, lelaki itu menghilang. Hal aneh lainnya adalah pembuluh darah biru di lengan Schuyler tampak di permukaan kulitnya dan membentuk sebuah mozaik yang indah. Schuyler juga sering mengalami kejadian seakan ia berada di masa lalu. Belum lagi kabar tentang meninggalnya Aggie, salah satu teman Mimi dengan tragis. Aggie meninggal tanpa tersisa satu tetes darahpun di dalam tubuhnya.
Suatu waktu, Schuyler diundang oleh organisasi bernama Komite untuk melakukan pertemuan. Pada awalnya Schuyler tidak menyukai hal itu karena Komite tidak mengundang Oliver dan Dylan. Selain itu, Mimi Force dan kawan-kawannya juga tergabung dalam Komite.
Di pertemuan Komite, Schuyler dihadapkan pada kenyataan bahwa ia adalah seorang Darah Biru atau dengan kata lain vampir. Hal yang sangat bodoh dan tak masuk akal, pikir Schuyler. Namun, pikirannya berubah ketika ia melihat Jack Force ikut menghadiri pertemuan, yang berarti Jack juga seorang vampir
Setelah pertemuan Komite itu, Schuyler menjadi dekat dengan Bliss, kawan dari Mimi. Ia juga semakin dekat dengan Jack Force. Namun, Oliver menjauhi Schuyler karena ia tak menyukai Jack. Dan alasan lain Oliver menjauhi Schuyler karena dia tidak bisa menerima kenyataan kalau Schuyler adalah seorang vampir—walau dia juga sudah tahu sebelumnya bahwa Schuyler adalah vampir. Oliver sendiri ternyata adalah seorang penghubung keluarga Schuyler. Penghubung bertugas membantu para Darah Biru untuk berbaur dalam masyarakat modern.
Suatu malam, Schuyler  diserang oleh makhluk tak tampak bermata merah. Makhluk itu sangat transparan dan ia menghisap darah biru Schuyler . Kemudian Schuyler  mengetahui bahwa di dunia ini ada makhluk yang di sebut Darah Perak. Darah Perak sebenarnya dalah sesama Vampir. Hanya saja Vampir yang satu ini tidak memilih Darah Merah sebagai mangsanya. Darah Perak memburu dan meminum habis darah sesama Vampir. Diminum Habis, itulah satu-satunya cara bagi Vampir untuk mati. Karena dalam novel ini Melissa menceritakan Vampir adalah makhluk yang kekal abadi, mereka di usir dari firdaus dan dikutuk hidup di bumi dengan meminum darah. Mereka tidak bisa mati. Setidaknya tidak sungguh-sungguh mati. Mereka akan ber-renkarnasi di kehidupan selajutnya.
Schuyler yang telah berbaikan dengan Oliver kemudian mencari-cari informasi tentang Darah Perak. Di tengah kesibukan itu, nenek Schuyler meninggal dunia. Sebelum meninggal, nenek Schuyler berkata bahwa Schuyler adalah orang yang istimewa seperti ibunya. Nenek Schuyler juga berpesan pada Schuyler untuk memusnahkan para Darah Perak yang meresahkan.
Ending dari buku ini masih menggantung karena ini adalah buku berseries. Saya belum nemu lanjutan novelnya yang ke dua. Kalau kalian daerah Bandung tau dimana toko buku yang jual terusan novel ini, email saya yah ;) Ada beberapa hal yang saya sayangkan disini salahsatunya kenapa ceritanya kok terkesan rumit yah?
Kalau kalian suka sama novel fantasi yang ada bumbu-bumbu misterinya, saya recommend banget buku ini deh. Kalau rating nya saya kasih 4 dari 5 bintang ;)

to this post:
  •  Resensi Novel Darah Biru
  • Resensi Blue Blood Melissa de la Cruz Bahasa Indonesia
  • Review Novel Blue Blood Darah Biru Melisa de la Cruz Bahasa Indo
  • Resensi #1 Blue Blood series

0 comments:

Post a Comment