Tuesday 9 April 2013

Klasifikasi Iklim Menurut Koppen

Klasifikasi ini adalah salah satu sistem klasifikasi iklim yang paling banyak digunakan secara luas. Sistem ini dikembangkan oleh Wladimir koppen, seorang ahli iklim Jerman, sekitar tahun 1884 (dengan beberapa perubahan oleh Köppen, tahun 1918 dan 1936). Kemudian, seorang ahli iklim Jerman yang bernama Rudolf Geiger bekerjasama dengan Köppen untuk mengubah sistem klasifikasi, sehingga sistem ini kadang-kadang disebut sebagai sistem klasifikasi Köppen–Geiger.
Pembagian ini disusun berdasarkan temperatur, curah hujan, vegetasi, dan jenis tanah (soil distribution). Sistem klasifikasi iklim Koppen disusun dengan memakai kode huruf -huruf besar dan kecil. Untuk menentukan pembagian atas golongan dengan satu huruf, lalu sub-golongan dengan dua huruf. Seterusnya di buat sub-divisi untuk mengadakan perbedaan atau variasi berdasarakan temperatur unsur cuaca lainnya dengan simbol (kode) tiga huruf. Ada lima golongan iklim yang pokok, yaitu sebagai berikut: 


     1. Iklim A atau Iklim Hujan Tropik (Tropical Rainy Climates)
Golongan iklim ini dibagi menjadi tiga, sebagai berikut.
  • Tropik Basah (Af)
Pada bulan terkeringnya mempunyai curah hujan yang rata-rata lebih besar 60 mm.
  • Tropik Basah (Am)
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga pada daerah ini masih terdapat hutan yang sangat lebat.
  • Tropik Basah Kering (Aw)
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga vegetasi yang ada hanyalah padang rumput dengan pohon-pohon yang jarang.

Cirinya adalah sebagai berikut:
 suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.


      2. Iklim B atau Iklim Kering (Dry Climates)
Jumlah curah hujan sedikit, sedangkan penguapannya tinggi. Golongan iklim ini dibagi menjadi dua, sebagai berikut.
  • Iklim Stepa (Bs)
Daerah setengah kering yang terletak antara daerah sabana dan daerah padang pasir pada lintang rendah.
  • Iklim Padang Pasir (Bw)
• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;

     3. Iklim C atau Iklim Sedang (Humid Climates)

Golongan iklim ini dibagi menjadi tiga, sebagai berikut.
  • Iklim Sedang dengan Musim Panas yang Kering (Cs)
Daerah yang mempunyai musim panas yang kering, pada bulan terkering curah hujannya lebih kecil dari 30 mm pertahun.
  • Iklim Sedang dengan Musim Dingin yang Kering (Cw)
Daerah yang mempunyai musim panas yang lembap serta mempunyai musim dingin yang kering.
  • Iklim Sedang yang Lembap (Cf)
Daerah yang selalu lembap sepanjang tahun.

     4. Iklim D atau Iklim Dingin (Humid Microthermal Climates)
Golongan iklim ini dibagi menjadi dua, sebagai berikut.
  • Iklim Dingin dengan Musim Dingin yang Kering (Dw) dan
  • Iklim Dingin Tanpa Periode Kering (Df).

     5. Iklim E atau Iklim Kutub (Polar Climates)
Golongan iklim ini dibagi menjadi dua, sebagai berikut.
  • Iklim Tundra (Ef)
Bulan terpanas dengan rata-rata temperatur lebih besar dari 0 °C (32 °F), tetapi lebih kecil dari 10 °C (5 °F), pada daerah ini vegetasi yang ada hanya lumut.
  • Iklim Es atau Salju Abadi (Ef)
Bulan terpanas rata-rata temperatur lebih kecil dari 0 °C (32 °F). Tipe iklim ini bercirikan adanya es dan salju abadi.

History:

0 comments:

Post a Comment