Friday, 11 July 2014

Resensi Novel Divergent (#1 Divergent) - Veronica Roth



Sinopsis:
Didunia masa depan, manusia dipisahkan oleh berbagai
faksi bergantung pada kecenderungan sifat alamiah mereka.
Tris Prior adalah seorang Divergent.
Dia tak cocok dengan faksi apa pun yang ada dimasyarakat.
Ketika dia menemukan ada konspirasi
untuk memusnahkan semua Divergent.
Tris harus mengungkap mengapa menjadi Divergent dianggap berbahaya,
sebelum semuanya terlambat.

Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Beatrice Prior yang berusia 16 tahun. Di Cicago masa depan, manusia akan dibedakan menjadi beberapa kelompok menurut kencenderungan kemampuan dan sifat setiap individu. Mereka akan dibedakan menjadi 5 faksi (kelompok) yang berbeda yaitu Abnegation yang tanpa pamrih atau ketidak egoisan, Candor yang menganut kejujuran, Erudite yang mengutamakan ilmu pengetahuan, Dauntless yang memprioritaskan keberanian dan Amity yang mementingkan perdamaian.
Setiap remaja pada usia 16 tahun akan melalui sebuah tes kecakapan untuk membantu mereka menentukan kepribadian dan sifat dominan mereka, yang nantinya akan menentukan faksi mana yang harus mereka pilih. Dan jika tidak ada satu pun faksi yang cocok (read: tidak berbakat dalam apa pun), mereka tidak akan mempunyai faksi/factionless yang akan tinggal dijalanan.
Beatrice yang berada difaksi Abnegation yang tidak mementingkan diri sendiri, merasa tidak cocok berada difaksi dimana keluarga, kesederhanaan dan warna abu-abu selalu mengisi hari-harinya. Ia merasa terlalu egois untuk berada di faksinya saat ini dan terlalu ingin bebas untuk tetap terkurung dengan segala peraturan tak masuk akal di Abnegation, tapi ia juga tidak ingin meninggalkan keluarganya.
Dihari dimana Tes Kecakapan akan dilakukan, ternyata ia mendapatkan tiga hasil faksi yang cocok untuknya—yang mana tidak biasa dan langka dikalangan masyarakat. Tori, penguji tes kecakapannya memberitahunya bahwa ia harus merahasiakan hasil tesnya kepada siapapun bahwa ia adalah seorang Divergent, para pemimpin masyarakat menganggap Divergent itu berbahaya.
Akhirnya pada hari pemilihan faksi Beatrice melihat kakaknya Caleb yang berpindah faksi menjadi faksi Erudite—disini faksi Erudite adalah faksi yang paling-tidak-akrab dengan faksi Abnegation—dan ia pun ragu untuk memilih antara faksi Abnegation atau faksi Dauntless yang penuh dengan kebebasan. Tapi akhirnya, ia meneteskan darahnya ke dalam mangkuk berisi batu bara yang melambangkan faksi Dauntless.
Saat tiba di markas Dauntless, ia berubah nama menjadi Tris. Selama beberapa minggu Tris dan peserta pindahan lainnya harus menjalani masa inisiasi untuk menentukan layak tidaknya mereka berada di suatu faksi. Hampir ¾ bagian novel ini menceritakan tentang masa inisiasi Tris dan pertemuan Tris dengan instruktur inisiasinya Four. Ingin tahu kisah selanjutnya? Silahkan baca novelnya ^^
Review Saya:
Pas saya googling tentang novel dystopian, yang paling banyak muncul selain series The Hunger Games adalah series Divergent. Nah, kan saya jadi penasaran. Karena saya baru suka novel dystopian beberapa bulan lalu setelah baca trilogy Hunger Games, terus dilanjut sama novel The Maze Runner, ternyata bener saya suka banget sama novel yang begini-begini :3. Memang telat sih, tapikan lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali :v.
Kesan pertama saya baca buku ini, nggak tau kenapa saya agak sedikit nggak nyaman sama penggambaran tokoh, latar, sifat, dan beberapa hal lainnya. Tapi setelah hampir sampai ke tengah buku saya sudah mulai terbiasa. Diawal-awal saya masih agak bosan, mungkin karena saya belum beradaptasi dengan cara penulisan dan penggambaran si penerjemah atau si penulis yah. Tapi setelah menemukan beberapa konflik dan action yang bikin penasaran, saya gak bisa berhenti baca :3.
Ada cukup banyak kejutan yang mbak Roth berikan disetiap bagian novel. Dan yang membuat saya gak bisa berhenti baca yaitu di setiap akhir chapter selalu diberikan twist yang menggugah untuk terus meneruskan membaca.
Mungkin karena saya membaca novel ini ditengah kesibukan UKK :p, dan sebelum UKK saya baru menamatkan seri ke tiga The Maze Runner, jadi cara penulisan dan kisah Thomas masih terasa berat dilupakan. Jadi pas saya baca novel ini kesannya "kok gini sih?" atau "kok nggak kaya novel itu sih?". Memang setiap penulis mempunyai ciri khas dan gaya bahasa penulisannya masing-masing dan saya yang hanya seorang remaja labil yang belum profesional berhak apa buat mengkritik mereka.
Tapi yang saya sangat sayangkan dari novel cantik seperti ini adalah kurangnya penggambaran latar dan tokoh yang menjadikan saya bingung dalam mengikuti cerita (atau mungkin ini hanya imajinasi saya yang tidak terlatih). Contohnya, penggambaran The Pit yang tak bisa saya bayangkan dengan baik, dan sebagian wilayah di daerah Dauntless, lalu salah satu tokoh teman Tris yang berasal dari Dauntless yaitu Uriah. Sampai akhir buku pertama dan berlanjut ke setengah buku ke 2, saya menganggap Uriah itu adalah perempuan. Nah, pas di buku ke dua, pas terjadi suatu kejadian, saya baru nyadar bahwa Uriah itu laki :3. Dan karena penggambaran latar di novel dystopian itu adalah salah satu hal mutlak.
Masih ada lagi, kenapa penggambaran Divergent yang menjadi pokok utama dalam cerita ini kok nggak di jelaskan dengan rinci, apa yang menyebabkan pemerintah takut? Apa kelebihan Divergent selain membodohi simulasi? Terus, kok seorang anak yang baru berusia 16 tahun bisa melakukan hal-heroik-yang-berbahaya dengan agak mudah?
Tapi overall, saya lumayan suka buku ini. Lumayan buat ngisi waktu luang disela-sela kesibukan :3. Saya rekomendasikan buat kalian yang suka sama novel action yang cukup ringan. Saya kasih 7 dari 10 bintang  buat debutnya mbak Veronica Roth ^^.


Buat kalian yang masih ragu buat nerusin ato nggak baca trilogy ini, saya rekomendasikan buat nerusin aja deh. Ternyata dibuku kedua lebih banyak konflik, kejutan, dan actionnya :D. Tapi itu tergantung anda sekalian ^^


0 comments:

Post a Comment