Saturday, 12 July 2014

Resensi Insurgent (#2 Divergent) - Veronica Roth


Insurgent by Syiffa Octariyani
Sinopsis Insurgent:
Satu pilihan bisa mengubahmu atau justru menghancurkanmu
Konsekuensi pilihan yang diambilnya membuat Tris terjebak dalam faksi penghianat yang membunuh keluarganya. Kini Tris harus mencoba menyelamatkan orang-orang yang disayanginya.
Juga dirinya sendiri, sementara benaknya dikacaukan oleh berbagai pertanyaan tentang kesetiaan, identitas, dan pengampunan.
Ketika ancaman perang dan perpecahan faksi semakin mengancam, Tris harus memutuskan, tetap pada identitasnya sebagai Dauntless atau munculkan dirinya yang sejati.
Sebagai Divergent.
Sebuah identitas yang dianggap berbahaya dan dihindari semua faksi.
Lanjutan seri Divergent yang menjadu Best Fantasy Book di Goodreads Choise Award
ini tak mengecewakan pembaca.
Seru, menegangkan, juga dibumbui dengan kisah cinta, patah hati, dan filosofi menggugah tentang manusia dan kehidupan.

Setelah penyerangan pemimpin faksi Erudite—Jeanine—terhadap faksi Abnegation dengan dibantu oleh faksi Dauntless—faksi Tris—baik dengan sengaja atau pun dalam pengaruh serum, telah membunuh banyak warga faksi Abnegation. Tris terus menerus dibayangi oleh kematian Will serta kedua orang tuanya sehingga ia tidak sanggup menembak.
Tris bersama rombongan kecilnya yang berangkat dari markas Dauntless dibuku pertama, melanjutkan perjalanan ke perbatasan faksi Amity. Tanpa disangka, karena faksi Amity sangat dekat dengan faksi Erudite mereka lebih memilih untuk tidak memihak faksi mana pun dan menjadikan faksi Amity menjadi rumah aman bagi semua faksi yang sedang berperang. Tapi ditambah dengan Amity yang kurang senang dengan faksi Dauntless yang mereka anggap serampangan dan selalu membuat keributan, mereka merasa tidak nyaman untuk memihak Tris dan Tobias.
Marcus, mantan pemimpin Abnegation sekaligus ayah Tobias yang kejam, ternyata mempunyai sebuah rahasia yang selama ini berusaha Jeanine rebut dari faksi Abnegation. Saat faksi Dauntless menyerbu faksi Amity untuk mencari mereka, Tris bersama rombongannya pun tidak tinggal diam. Mereka melarikan diri ke tempat para factionless. Ternyata para factionless mempunyai tujuan yang sama dengan mereka, yaitu menghancurkan Jeanine dan faksi Erudite.
Setelah mereka berkunjung ke faksi Candor untuk meminta bantuan dan mencari perlindungan, Tris dan Tobias dipaksa untuk jujur didepan seluruh warga Candor dan Dauntless dengan menggunakan serum kejujuran. Setelah beberapa saat berlindung didalam markas Candor, lagi-lagi bangsa Dauntless pembelot menyerbu dan menembakan jarum yang berisi serum agar bangsa Candor siap dikendalikan oleh Jeanine.
Apa yang akan Tris beberkan didepan seluruh warga Candor? Apakah warga Candor akan turut membantu mereka dalam bertarung melawan Jeanine? Akankah Tobias mempercayainya bahwa Marcus memiliki rahasia yang harus mereka ketahui? Siapa diantara kelompok mereka yang ternyata penghianat? Siapa yang sebenarnya harus Tris percayai? Silahkan baca sendiri novelnya ^^.'

Review Saya:
Sebelum saya melanjutkan membaca novel ini, saya sempat ragu mau dilanjut atau nggak. Karena dibuku pertama saya tidak cukup menikmatinya. Tapi akhirnya saya lanjutin juga karena penasaran :3. Dan ternyata saya nggak kecewa karena memilih untuk melanjutkan trilogy ini.
Kalau di buku sebelumnya menceritakan tentang Tris yang sedang dalam masa inisiasi dan kisah cintanya dengan Four, dibuku ini lebih banyak konflik yang menggugah saya untuk nggak berhenti baca. Gimana nggak, dibuku ini penulis lebih banyak menceritakan tentang faksi Amity dan Candor secara menyeluruh yang dibuku pertama hanya disebut-sebut saja. Kan saya jadi penasaran :3. Dan dinovel ini saya menikmati dan menemukan hal-hal yang menjadi ciri novel dystopian. Dibuku ini banyak karakter baru dengan bermacam karakter yang bikin cerita makin menarik. Seperti Peter dan Edward yang dimunculkan kembali.
Tapi seperti biasa ada hal-hal yang sukses membuat saya agak bosan. Seperti kisah Tris dan Tobias lalu ditengah buku saya kembali kebiasaan lama saya yang lewat-lewat beberapa baris karena bosan. Menurut saya novel ini lebih seperti novel romance yang dibumbui action :3. Tapi saya tetep saja suka :p.
Saya kasih ratting 8 dari 10 bintang. Tapi jujur saya lebih milih series The Maze Runner atau The Hunger Games :).

0 comments:

Post a Comment